Rabu, 24 April 2013

Fatimah Az - Zahra

Seorang muslimah, yang kelak akan menjadi seorang ibu, berperan sebagai faktor utama di mana karakter seorang anak terbangun, khususnya karakter yang kokoh dalam pondasi Islam.Untuk itu, sebelum seorang muslimah mengemban tanggung jawab sebagai ‘pembangun karakter’ anak ataupun generasi penerus, sudah semestinya karakter si muslimah itu sendiri telah terbangun dan terbentuk. Seperti apa karakter idaman dari seorang muslimah? Mari kita simak sekilas review kisah hidup Sayyidatina Fatimah az Zahra yang menunjukkan kualitas beliau sebagai seorang muslimah yang berkarakter.

1. Fatimah sebagai putri tersayang Rasulullah SAW
Yang pertama, sosok seorang Fatimah adalah sangat mirip dengan ayahnya, baik sisi rupa maupun akhlak. Dikisahkan dan dirawikan oleh Aisyah ra (istri Rasulullah SAW) bahwa Aisyah tidak melihat seseorang yang perkataan dan pembicaraannya menyerupai Rasulullah selain Fatimah. Dari sini dapat kita ambil hikmah dan kesimpulan ringkas bahwa sosok Fatimah merupakan duplikasi Nabi Muhammad SAW dalam versi seorang wanita.
Yang kedua, Fatimah sebagai seorang anak sangat mencintai ayahnya melebihi cintanya kepada siapapun, kecuali Allah SWT. Seperti halnya yang pernah disebutkan dalam kisah-kisah hidup Fatimah sedari belia hingga wafat, bahwa setelah wafatnya Siti Khadijah as, ia merawat Rasulullah saw, menggantikan peran ibundanya bagi ayahnya itu. Yang demikian itu menjadikan Rasulullah saw menyebutnya Ummu abiha (ibu bagi ayahnya). Sedemikian besar rasa cinta Fatimah yang dicurahkan kepada ayahnya, hingga dalam suatu waktu ketika Rasulullah saw berada di atas mimbar khuthbahnya beliau mengungkapkan, “Sungguh Fatimah bagian dariku. Siapa yang membuatnya marah berarti membuatku marah”.

2. Fatimah sebagai istri tercinta Ali bin Abi Thalib as
Sebagai seorang istri, Fatimah begitu mencurahkan perhatian dan kasih sayangnya pada suaminya. Beliau senantiasa memberikan rasa gembira, dengan memberi perlakuan yang khas untuk suaminya dan selalu menyertai panggilan ‘Ya Amirul Mu’minin’ (wahai pemimpin kaum muslimin) teruntuk Ali ibn Abu Thalib as.

3. Fatimah sebagai cermin dan penuntun kaum wanita
Beliau dijuluki ‘sayyidatun nisa’il ‘alamin ’ yang berarti penghulu wanita alam semesta. Mengapa? Seperti yang telah disebutkan di atas, bahwa akhlak beliau tak jauh berbeda dengan akhlak Rasulullah saw yang siddiq dan amanah, sehingga yang demikian itu menjadikan beliau mendapat julukan ‘as siddiqah’. Disebutkan oleh Aisyah binti Abu Bakr “Akhlak Rasulullah saw adalah Al Quran..”. Dengan kata lain, sebaik-baik teladan bagi seluruh umat adalah Rasulullah Muhammad saw, sedangkan sebaik-baik karakter teladan wanita bagi setiap muslimah adalah Fatimah Az Zahra binti Muhammad ibn Abdullah.
Sehingga Fatimah merupakan sosok yang dapat menjadi panutan karakter seorang muslimah. Dan Fatimah merupakan sosok idaman para muslimah. Seperti yang telah dijelaskan diatas, Fatimah merupakan cermin dan penuntun kaum wanita. Bagi muslimah, kita bisa meneladani karakter Fatimah putri tersayang Rasulullah tersebut.

0 komentar:

Posting Komentar