Seorang muslimah, yang kelak akan menjadi seorang ibu, berperan
sebagai faktor utama di mana karakter seorang anak terbangun, khususnya
karakter yang kokoh dalam pondasi Islam.Untuk itu, sebelum seorang
muslimah mengemban tanggung jawab sebagai ‘pembangun karakter’ anak
ataupun generasi penerus, sudah semestinya karakter si muslimah itu
sendiri telah terbangun dan terbentuk. Seperti apa karakter idaman dari
seorang muslimah? Mari kita simak sekilas review kisah hidup Sayyidatina
Fatimah az Zahra yang menunjukkan kualitas beliau sebagai seorang
muslimah yang berkarakter.
1. Fatimah sebagai putri tersayang Rasulullah SAW
Yang pertama, sosok seorang Fatimah adalah sangat mirip dengan
ayahnya, baik sisi rupa maupun akhlak. Dikisahkan dan dirawikan oleh
Aisyah ra (istri Rasulullah SAW) bahwa Aisyah tidak melihat seseorang
yang perkataan dan pembicaraannya menyerupai Rasulullah selain Fatimah.
Dari sini dapat kita ambil hikmah dan kesimpulan ringkas bahwa sosok
Fatimah merupakan duplikasi Nabi Muhammad SAW dalam versi seorang
wanita.
Yang kedua, Fatimah sebagai seorang anak sangat mencintai ayahnya
melebihi cintanya kepada siapapun, kecuali Allah SWT. Seperti halnya
yang pernah disebutkan dalam kisah-kisah hidup Fatimah sedari belia
hingga wafat, bahwa setelah wafatnya Siti Khadijah as, ia merawat
Rasulullah saw, menggantikan peran ibundanya bagi ayahnya itu. Yang
demikian itu menjadikan Rasulullah saw menyebutnya Ummu abiha
(ibu bagi ayahnya). Sedemikian besar rasa cinta Fatimah yang dicurahkan
kepada ayahnya, hingga dalam suatu waktu ketika Rasulullah saw berada di
atas mimbar khuthbahnya beliau mengungkapkan, “Sungguh Fatimah bagian
dariku. Siapa yang membuatnya marah berarti membuatku marah”.
2. Fatimah sebagai istri tercinta Ali bin Abi Thalib as
Sebagai seorang istri, Fatimah begitu mencurahkan perhatian dan kasih
sayangnya pada suaminya. Beliau senantiasa memberikan rasa gembira,
dengan memberi perlakuan yang khas untuk suaminya dan selalu menyertai
panggilan ‘Ya Amirul Mu’minin’ (wahai pemimpin kaum muslimin) teruntuk
Ali ibn Abu Thalib as.
3. Fatimah sebagai cermin dan penuntun kaum wanita
Beliau dijuluki ‘sayyidatun nisa’il ‘alamin ’ yang berarti penghulu
wanita alam semesta. Mengapa? Seperti yang telah disebutkan di atas,
bahwa akhlak beliau tak jauh berbeda dengan akhlak Rasulullah saw yang siddiq dan amanah, sehingga
yang demikian itu menjadikan beliau mendapat julukan ‘as siddiqah’.
Disebutkan oleh Aisyah binti Abu Bakr “Akhlak Rasulullah saw adalah Al
Quran..”. Dengan kata lain, sebaik-baik teladan bagi seluruh umat adalah
Rasulullah Muhammad saw, sedangkan sebaik-baik karakter teladan wanita
bagi setiap muslimah adalah Fatimah Az Zahra binti Muhammad ibn
Abdullah.
Sehingga Fatimah merupakan sosok yang dapat menjadi panutan karakter
seorang muslimah. Dan Fatimah merupakan sosok idaman para muslimah.
Seperti yang telah dijelaskan diatas, Fatimah merupakan cermin dan
penuntun kaum wanita. Bagi muslimah, kita bisa meneladani karakter
Fatimah putri tersayang Rasulullah tersebut.
Rabu, 24 April 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar