Jumat, 23 November 2012

Mitos Tentang Desain Grafis....

  Kikie Nurcholik  - Sekjen Komunitas Printing Indonesia
DESAIN GRAFIS adalah jurusandi jenjang pendidikan tinggi  yang paling populer di awal tahun 2000-an (setidaknya menurut pendapat saya), dan masih booming hingga saat ini. Di kalangan awam banyak beredar mitos juga  distorsi informasi mengenai  jurusan ini. Akibatnyabanyak orangtua yang  tidak setujumanakala anaknya memilih jurusan  ini, atau yang bersangkutan terlambat menyadari bahwa ia telah salahdalam mengambil  jurusanketika pendidikan sudah memasuki tahun  ke-2 atau ke-3,  bahkanada sementara orang yang  menjadikan jurusan ini  sebagai pilihan terakhirsetelah pilihan-pilihan sebelumnyagagal. Benarkah demikian?
1. “Kerjanya Hanya Gambar Melulu....”
Mitos ini tidak sepenuhnya salah.  Memang benar, sebagai sekolah komunikasi visual hampir 80%  pekerjaan   desain grafis adalah menggambar, baik manual atau digital.Hanyasajakalangan awambanyak yang salah kaprah dengan mengasosiasikan  desaingrafis sebagai pekerjaannya hanya menggambar, melukis.., hobi...!. Sehingga tidak mengherankan  jika banyak klien yang menganggap  dirinya lebih “pintar” dari sang desainer grafis.
Sebenarnya pekerjaan desainer grafis tidaklah sesederhana itu.Sebelummendesain suatu gambaratau bervisualisasi, seorang  desainer grafis harus mempunyai dasaryang kuat tentang mengapa dia menggambar atau menghasilkan karya tersebut.Inilah inti dari desain grafis, yaitu  konsep dan ide. Sedangkan, visual/gambar hanyamerupakan  bagian dari kerja keras berpikir kreatif.
2. “Gampang....!!”
Karenaadanya anggapan bahwa pekerjaan desainer grafishanyasebatas‘menggambar’,maka muncul mitos yang sangat popular bahwa menjadi seorang desainer grafis  tentu gampang bukan...? Semua orang juga bisamelakukannya, bahkan anak kecil juga bisa kok...!. Pada kenyataannya banyak hal yang harus dipikirkan seorang desainer grafis. Selain harusmemvisualisasikan ide dan konsep berpikir kreatifnya denganbaik, ide dan konsep inipun harus  sesuai dengan target  yang dituju, unik, mudah diingat, dan lain-lain.
3. “Santai...”
Karenadianggap  gampang, makabanyak orang berpendapat  proses pendidikannya  pasti berjalan santai.  Bukankah kitatinggal menyalurkan hobi menggambar sehingga tugassekolahdapat diselesaikan dengan mudah….?Mengasyikan sekali….! Yang belum banyak diketahui orang  adalah bahwa selama menempuh pendidikan di jurusan ini bisa jadi  dalam 1 pekan siswa atau mahasiswa mendapat  4-5 tugas yang berbeda, mulai dari menggambar secara manual sampai mock-up print menggunakan komputer.  Dan, tugas-tugas tersebut harus diserahkan dalam waktu hampir bersamaan. Jadi, apakah anda masih mau bilang anak desain itubelajarnya  santai-santai saja...?.
Jika ada yang  terlihat santai, bisa jadi karena pembawaannya saja yang santai tetapi proses berpikir kreatifnya tetap berjalan sehingga dapat menyelesaikan tugas-tugasnya dengan baik. Ada juga yang benar-benar santai,  tapi percayalah jika kita bertemu anak desain grafis seperti ini,  dapat dipastikan 90%  disebabkan  dia malas mengerjakan tugasnya atau bisa jadi dia sudah terlalu stress  karena banyaknya tugas?
4. “Masa Depan Kurang Terjamin...”
Tiga mitos di atasmenjadi alasan yang  cukuprasional  bagi banyak orangtua untuk tidak menyetujui pilihan anaknya mengambil  jurusan desain grafis. Ditambah dengan mitos keempat yang menganggap peluang kerja atau usaha   lulusan sekolah desain grafis sangat terbatas, sehingga masa depan (penghasilan) mereka menjadi kurang terjamin. 
Di jaman sekarang ini kreativitassangat dibutuhkan, terutama untuk menciptakan peluang kerja mandiri sehingga kita tidak bergantung pada lapangan kerja yang tersedia dalam jumlah sangat terbatas.  Menurut pendapat saya,  desain grafis adalah salah satujurusan  yang mampu memfasilitasi dan mengasah caraberpikir  peserta didiknya  ke arah itu.
Dengan terfasilitasinya proses belajar yang  unik ini, diharapkan desainer grafis yang dihasilkan  dapat berdikari alias mampu memulai usahanya sendiri, bahkan sesaat setelah   lulus kuliah. Memulai karir dengan menciptakan /usaha sendiri sejak dini bukan sesuatu yang salah atau tabu, malah akan  memperkaya pengalaman dan menempa jiwa kewiraswastaan yang kuat  di kalangan generasi muda. Pola pikir seperti inilah yang harus ditanamkan di kalangan generasi muda  saat ini agar Indonesia mampu bangkit menjadi negara yang kuat secara ekonomi. 
Percayalah ketika kita belajar desain dengan sungguh-sungguh, peluang kerja dan  usaha akan terbuka lebardengan sendirinya. Jadi, jika memang kita  bercita-cita menjadi seorang desainer grafis  janganpernah merasa takut akan masa depanyang  tidak terjamin..... ini adalah proses pembaharuanpola berpikirterpenting....
Akhirnya saya menghimbau  kepada berbagai kalangan, khususnyapara pegiat grafika, pelakuindustri grafika,  dan para pendidik sekolah  grafika,  agar lebih mengenalkan dan  mempopulerkandesain grafis, serta  menciptakan embrio desainergrafisyang berkarakter tangguh sebanyak mungkinsebagai salah satuupaya pembentukkan  generasi baru  insan grafika Indonesia yang lebih dahsyat pada masa mendatang......
Selamat Berjuang Wahai Para Generasi Desain Grafis...!! Sukses.... !

Instagram Merambah Dunia Jurnalistik | SindikasiNET


INILAH.COM, New York - Instagram mulai merambah ke dunia jurnalistik. Fotografer majalah TIME mengabadikan kedahsyatan Badai Sandy dengan menggunakan aplikasi Instagram di kamera ponselnya. Bahkan salah satu foto itu ditampilkan sebagai kulit muka majalah TIME edisi terbaru.
Dilansir Forbes, untuk mendokumentasikan dampak badai Sandy, TIME menugaskan fotografer terbaiknya untuk mengambil foto dengan Instagram. Mereka adalah Michael Christoper Brown, Benjamin Lowy, Ed Kashi, Andrew Quilty, dan Stephen Wilkes.
Menggunakan Instagram sebagai media peliputan peristiwa adalah eksperimen bagi TIME. Namun cara ini dianggap sebagai pintu yang cepat untuk mendapatkan foto-foto yang langsung dapat dilihat para pembacanya.
Foto-foto hasil bidikan kelima fotografer ini langsung diunggah ke akun Instagram milik TIME dan langsung di-sharing ke berbagai jejaring sosial seperti Facebook.
Meskipun hanya menggunakan kamera ponsel, namun hasil jepretan para fotografer ini tak kalah bagus dibanding hasil foto dengan menggunakan kamera profesional.
Bahkan salah satu foto tersebut terpilih untuk dijadikan cover atau kulit muka Majalah Time edisi November 2012. Foto yang diambil Benjamin Lowy dengan menggunakan kamera iPhone itu menggambarkan gelombang air yang besar saat badai Sandy menyerang.
Di dalam blog Tumblr miliknya, Lowy mengatakan bahwa dengan menggunakan iPhone sekalipun ia bisa mendapatkan gambar tak kalah dengan kamera digital besar.
“Selama bertahun-tahun saya selalu bekerja dengan menggunakan kamera digital besar. Namun dalam beberapa tahun terakhir ini saya telah menemukan bahwa perangkat iPhone memungkinkan saya menangkap foto dan yakin akan pekerjaan saya,” ujar Lowy.
Menurutnya, aplikasi Instagram yang ada di dalam iPhone miliknya telah membantu ia untuk mengedit hasil foto bidikannya dengan berbagai filter unik namun indah.
Sementara itu, editor foto majalah TIME, Kira Pollack, mengatakan bahwa pemilihan Instagram bukan karena aplikasi tersebut sedang tren. Namun lebih karena kebutuhan peliputan yang cepat.
Mungkin ada yang bertanya mengapa TIME berani bereksperimen secara radikal dan menyerahkan kendali editorial kepada fotografer untuk langsung diunggah? Pollack menjawab, ” You have to pick the right photographers.”

Jumat, 16 November 2012

Prinsip-prinsip Jurnalisme

Berikut ini adalah prinsip-prinsip jurnalisme yang dipaparkan oleh mas Farid Gaban dalam acara diskusi “Jurnalis Kita Masih Perlu Belajar”:
1. JOURNALISM’S FIRST OBLIGATION IS TO THE TRUTH
Democracy depends on citizens having reliable, accurate facts put in a meaningful context. Journalism does not pursue truth in an absolute or philosophical sense, but it can–and must–pursue it in a practical sense. This “journalistic truth” is a process that begins with the professional discipline of assembling and verifying facts. Then journalists try to convey a fair and reliable account of their meaning, valid for now, subject to further investigation. Journalists should be as transparent as possible about sources and methods so audiences can make their own assessment of the information. Even in a world of expanding voices, accuracy is the foundation upon which everything else is built–context, interpretation, comment, criticism, analysis and debate. The truth, over time, emerges from this forum. As citizens encounter an ever greater flow of data, they have more need–not less–for identifiable sources dedicated to verifying that information and putting it in context.

Jenius Itu Benar 99 Persen Keringat

“Jenius adalah 1 persen inspirasi dan 99 persen keringat”. Kutipan terkenal itu adalah milik ilmuwan Thomas Alva Edison. Ungkapan itu semakin terbukti dan ternyata ilmuwan-ilmuwan hebat itu muncul bukan karena sekedar pintar.
Penulis buku-buku ilmiah Andrew Robinson dalam bukunya ‘Sudden Genius?’ menemukan kesamaan baik pada ilmuwan masa kini maupun ilmuwan masa lampau ternyata ilmuwan menjadi jenius tidak terjadi dalam waktu sekejap.
Bagaimana sampai ilmuwan-ilmuwan itu mempunyai banyak ide di kepalanya, ternyata ada jalan bertahap dalam membuat terobosan-terobosan yang kreatif. Proses kreatifitas inilah yang membuat ilmuwan jenius.
Menurut Andrew, jenius merupakan hasil dari kerja keras yang konsisten dan sebuah ketekunan. Jadi jika kini banyak orangtua yang ingin mencetak anak jenius menurutnya tidak bisa dengan jalan pintas.
Andrew menemukan proses kreatif membuat seseorang memiliki ide yang begitu banyak dengan kata lain tidak pernah menyerah untuk mencoba hingga menemukan formula yang tepat.
Studi ilmiah tentang kreativitas ini meliputi banyak hal seperti bakat, kecerdasan, memori, mimpi, alam bawah sadar, kerja keras dan banyak lagi sehingga menjadi jenius bukan semata-mata karena pintar.
Pola tersebut ditemukan hampir sama baik pada ilmuwan maupun pada seniman seperti pada bidang arkeologi, arsitektur, seni, biologi, kimia, film, musik, sastra, fotografi dan fisika.
Masalah kreativitas yang menjadi kunci orang jenius jauh sebelumnya pernah diungkap oleh polymath Prancis terkenal yaitu Henri Poincare pada tahun 1881. Sekitar 30 tahun kemudian, Poincare menerbitkan sebuah analisis proses berpikir sendiri.
Model Poincare ini melalui empat tahap yaitu pikiran sadar, pikiran tidak sadar (inkubasi), iluminasi (menjelaskan) dan juga verifikasi. Hal ini disimpulkan sejak ia mempelajarinya secara mendalam.
Ilmuwan seperti Albert Einstein, Hermann von Helmholtz dan Werner Heisenberg pernah menggambarkan proses kreativitasnya mirip dengan model Poincare tersebut. Hingga kini empat tahapan tersebut adalah model kreativitas terbaik yang dimiliki.
Seperti dikutip dari Medindia, Kamis (16/9/2010) sebuah percobaan menunjukkan bahwa dalam kondisi ketidaksadaran, seseorang dapat mengaktifkan informasi kompleks yang menghambat alam sadarnya. Dan itu baru salah satu faktor.
Karena itu kejeniusan seseorang tidak bisa didapatkan melalui cara singkat, namun membutuhkan sebuah ketekunan dan kerja keras yang konsisten. (ver/ir)

Tipe-tipe Wanita dalam Alquran

Ketika memasuki sebuah showroom, butik atau toko yang menjual pakaian wanita, kita akan mendapatkan pakaian dalam berbagai bentuk, corak dan ragamnya. Mau pilih yang mana? Semuanya terserah kita. Sebab kita sendiri yang akan memakainya. Kita pula yang akan menerima konsekuensi dari memakai pakaian tersebut.
Pakaian dapat kita analogikan dengan kepribadian. Seperti halnya pakaian, kepribadian wanita pun memiliki beragam jenis dan corak. Kita diberi kebebasan untuk memilih tipe mana saja yang paling disukainya. Namun ingat, dalam setiap pilihan ada tanggung jawab yang harus dipikul. Karena itu, agar tidak menyesal dikemudian hari, Alquran memberi tuntunan kepada orang-orang beriman (khususnya Muslimah) agar tidak salah dalam memilih kepribadian.
Lima tipe wanita
Setidaknya ada lima tipe wanita dalam Alquran.

Pertama, tipe pejuang. Wanita tipe pejuang memiliki kepribadian kuat. Ia berani menanggung risiko apa pun saat keimanannya diusik dan kehormatannya dilecehkan. Tipe ini diwakili oleh Siti Asiyah binti Mazahim, istri Fir’aun. Walau berada dalam cengkraman Fir’aun, Asiyah mampu menjaga akidah dan harga dirinya sebagai seorang Muslimah. Asiyah lebih memilih istana di surga daripada istana di dunia yang dijanjikan Fir’aun. Allah SWT mengabadikan doanya, Dan Allah menjadikan perempuan Fir’aun teladan bagi orang-orang beriman, dan ia berdoa, Ya Tuhanku, bangunlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam surga dan selamatkanlah aku dari Fir’aun dan perbuatannya dan selamatkan aku dari kaum yang zalim (QS At Tahriim [66]: 11).

Menjaga Kesucian

Islam mewajibkan seorang Muslimah mengenakan jilbab. ”Hai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri orang Mukmin, hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS Al-Ahzab [33]: 59).
Dengan jilbab, identitas seorang wanita menjadi jelas. Bahwa, mereka seorang Muslimah. Dengan jilbab pula, seorang wanita akan terhindar dari tatapan mata liar, sehingga mereka tidak diganggu. Kesucian mereka pun menjadi terjaga.
Namun, jilbab bukan sekadar pakaian penutup tubuh (aurat) wanita. Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi agar pakaian yang dikenakan seorang wanita bisa dikatakan jilbab yang sebenarnya (jilbab syar’i).
Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani dalam kitabnya yang berjudul Jilbab Al-Mar’ah Al-Muslimah menyebutkan delapan syarat jilbab syar’i.
  1. Pertama, menutup seluruh tubuh, kecuali muka dan telapak tangan.
  2. Kedua, bukan untuk tabarruj (bersolek) yang bisa menyebabkan pandangan mata tertuju padanya (QS Al-Ahzab [33]: 33).
  3. Ketiga, bahannya terbuat dari kain yang tebal, tidak tipis dan tidak tembus pandang (transparan).
  4. Keempat, kainnya longgar, tidak ketat, dan tidak membentuk lekuk tubuh.
  5. Kelima, tidak diberi wewangian atau parfum. ”Wanita mana saja yang memakai wewangian, lalu ia lewat di muka orang banyak agar mereka mendapatkan baunya, maka ia adalah pezina.” (HR Abu Dawud dan At-Tirmidzi).
  6. Keenam, tidak menyerupai pakaian laki-laki. Sebab, Rasulullah SAW melaknat laki-laki yang memakai pakaian wanita, dan wanita yang memakai pakaian laki-laki (HR Abu Dawud, Ibnu Majah, Al-Hakim, dan Ahmad).
  7. Ketujuh, tidak menyerupai pakaian orang-orang kafir. ”Barangsiapa menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka.” (HR Ahmad dan Abu Dawud).
  8. Kedelapan, bukan pakaian untuk mencari popularitas. ”Barangsiapa mengenakan pakaian untuk mencari popularitas di dunia, niscaya Allah akan mengenakan pakaian kehinaan kepadanya pada hari kiamat, kemudian membakarnya dengan api neraka.” (HR Abu Dawud dan Ibnu Majah).
Kedelapan, syarat ini bukanlah hal yang sulit untuk dipenuhi. Sebab, tidak ada yang sulit dalam syariat Islam. Semuanya mudah. ”Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu.’‘ (QS Al-Baqarah [2]: 185). Dalam firman-Nya yang lain, ”Dan Dia (Allah) sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama ini suatu kesempitan.’‘ (QS Al-Hajj (22): 78).

Jumat, 02 November 2012

Renungan: Tirulah 5 Sifat Pensil Dalam Kehidupanmu

Seorang anak bertanya kepada neneknya yang sedang menulis sebuah surat, "Nenek lagi menulis tentang pengalaman kita ya? atau tentang aku?"

Mendengar pertanyaan si cucu, sang nenek berhenti menulis dan berkata kepada cucunya, "Sebenarnya nenek sedang menulis tentang kamu, tapi ada yang lebih penting dari isi tulisan ini yaitu pensil yang Nenek pakai. Nenek harap kamu bisa meniru pensil ini ketika kamu besar nanti," ujar si nenek lagi.


Renungan: Kisah Sang Professor dan Si Nelayan

Suatu hari bertemulah dua orang sahabat lama di kampung pesisir sebuah pantai. Keduanya dulu sahabat dibangku SD dan SMP.


Atas perjalanan sang waktu dan kesempatan maka selepas dari SMP maka mereka menjalani kehidupan masing-masing, yang satu pergi merantau ke kota untuk meneruskan jenjang pendidikannya hingga menjadi Professor dan satunya tetap tinggal di kampung nelayan menjalani kehidupan menjadi nelayan sejati.

Rentang waktu beberapa puluh tahun maka suatu hari Sang Professor pulang kampung mengunjungi sanak-saudara dan keluarga beserta teman-teman lamanya.

Bertemulah kedua sahabat itu dan kemudian saling melepas kangen. Sebagai bentuk reuni mereka maka teman yang berprofesi sebagai nelayan mengajak temannya yakni Sang Professor untuk naik perahu kecil memancing ikan ke tengah lautan.

Dalam perjalanan ke tengah laut terjadilah dialog yang menarik antara dua kawan lama ini.

Kumpulan script jahil


1. MESSAGES YG NONGOL TERUS MENERUS SECARA OTOMATIS
Code:
@ECHO off
:Begin
msg * muka lo jelek
msg * ngaca dulu gih
msg * hayo lo, cpu lu gw acak2
msg * ud install ulang aja
msg * biar masalah nya kelar
GOTO BEGIN
==> save nama script diatas dg ekstensi *.bat
2. BIKIN SHUTDOWN + MESSAGES
Code:
@echo off
msg * apaan sih lo
shutdown -s -c "Error! muka mu
standar abis"
==> save nama script diatas dg ekstensi *.bat